La Tahzan Innallaha Ma Ana

Ibu - cover iis umami

Senin, 24 Maret 2014

Ibumu.. Ibumu.. Ibumu..


Dari Abu Hurairah radhiyallaahu`anhu, beliau berkata,”Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu `alaihi wasallam dan berkata,’wahai  Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali? ‘Nabi shalallahu `alaihi wasallam menjawab,’IBUMU!’ dan orang tersebut kembali bertanya, kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallahu `alaihi wasallam menjawab, ‘IBUMU!’ orang tersebut bertanya kembali, ‘kemudian siapa lagi? Nabi shalallahu `alaihi wasallam kembali menjawab, ‘IBUMU!’ orang tersebut bertanya kembali, ‘ kemudian siapa lagi ya Rasulullah? ‘Beliau menjawab, ‘  kemudian AYAHMU.” (HR.Bukhari dan Muslim 5971 dan 2548)
Kalian mungkin sudah sering mendengar atau bahkan sudah hafal dengan dialog Nabi Muhammad shalallahu `alaihi wasallam dengan salah satu sahabat nya di atas, tetapi tahukan kalian alasan mengapa Nabi Muhammad berkata demikian?


Imam Adz-Dzahabi Rahimahullaah, beliau berkata dalam kitabnya Al-Kabaair.
Ibumu telah mengandungmu didalam perutnya selama sembian bulan, seolah-olah sembilan tahun.

Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya.

Dia telah menyusuimu dengan putingnya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu.

Dia cuci kotoranmu dengan tangan kirinya, dia lebih utamakan dirimu daripada dirinya serta makanannya.

Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu

Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu.

Seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suaranya yang paing keras.

Betapa banyak kebaikan ibu seangkan engkau balas  dengan akhlak yang tidak baik
.
Dia selalu mendo’akanmu dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.

Tatkala ibumu membutuhkanmu disaat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga disisimu.

Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar.

Engkau pua minum dalam keadaan dia kehausan.
 
Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat.

Berat rasanya atasmu memeliharanya padahal itu adalah urusan yang mudah.

Engkau kira ibumu ada disisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek.

Engkau tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu.
 
Engkau akan disiksa di dunia dengan durhakanya ana-anakmu kepadamu.

Allah akan membalas di akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul ‘Aalamin.


Yah, mungkin kita tidak punya kapasitas untuk menghitung satu demi satu hak-hak yang dimiliki seorang Ibu. Islam hanya menekankan kepada kita untuk sedapat mungkin menghormati, memuliakan dan menyucikan kedudukan sang Ibu dengan melakukan hal-hal terbaik yang dapat kita lakukan, demi kebahagiaannya. 
Semoga kita semua adalah anak-anak yang berbakti kepada Ibu kita, aamiin :)  

Saya kuliah merantau ke kota Palembang, jauh dari orang tua, saya belum bisa membahagiakan Ibu saya untuk sekarang tetapi saya akan berusaha untuk menjadi anak yang baik dan bisa dibanggakan..
Buat Ibu yang jauh disana, di  Desa tercinta Pendopo Talang Ubi, salam sayang dan rindu yang terdalam dari putri kecilmu yang sering nakal ini, semoga Ibu selalu dalam lindungan Allah, saya dari sini selalu berdo'a untuk Ibu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar